Jumat, 02 Januari 2009

RACIKKAN RUJAK MUALAF PURI PEMECUTAN


JALAN hidup AA Putu Rai Sukandi memang penuh bumbu seperti racikan rujak yang kini menjadi dagangannya. Manis, asam, asin, bahkan tak jarang pahit Terlahir dari keluarga besar Puri Pemecutan, kini wanita Bali yang berganti nama menjadi Nur Hasanah itu tekun menjalani usaha warung rujaknya.
Warung sederhana di jalan Pulau Buru itulah yang dengan ketekunannya mampu menyekolahkan dua putrinya yang duduk di bangku SMP dan SMA. Walau sederhana dan berada di sebuah gang, namun warung milik Nur Hasanah tertata rapi dan dijaga kebersihannya membuat pembeli aman dan nyaman berbelanja di warungnya. 
Sudah enam tahun Nur Hasanah bersama sang suami Muhammad Rafflis Jabars mengelola warung yang juga menjual makanan lain seperti tipat lontong, plecing serta aneka minuman ini.
Nur Hasanah sendiri tidak pernah menyangka jika kini ia harus menekuni usaha warung.
“Semua ini kami lakukan karena kondisi ekonomi keluarga yang menuntut adanya usaha untuk menghidupi keluarga,” terang sang suami.
Ia menceritakan, awal berkeluarga, pekerjaan sang suami sebagai suplier kulit sudah cukup untuk menghidupi rumah tangga. Namun empasan krisis moneter tahun 1998, membuat usaha sang suami terseok-seok. Puncaknya peristiwa Bom Bali I membuat sang suami harus kehilangan lahan bisnis yang sekian lama ditekuninya. 
Mereka pun mencari alternatif usaha lain. Menjahit pakaian menjadi pilihan. Pakaian-pakaian santai mereka jahit kemudian dijual oleh penjaja-penjaja pakaian keliling. Namun usaha ini pun ternyata tak membawa hoki. Begitu toko-toko besar yang menjual pakaian-pakaian khas Bali bermunculan, usaha mereka pun kalah bersaing.
“Ya akhirmya dengan sisa-sisa tabungan yang ada, kami mencoba membuka warung rujak seperti ini,” ujar Nur Hasanah.
Alhamdulillah, walau awalnya harus tertatih-tatih karena belum ada yang kenal, lambat laun mulai banyak pembeli yang berdatangan. Bahkan saat pindah dari tempat yang pertama, pembeli setianya masih setia mengunjungi.
Tahun ini agaknya menjadi tahun berkah bagi Nur Hasanah sekeluarga. Satu anaknya mendapat bantuan Beasiswa dari YKSU, sementara usahanya juga mendapat kucuran dana Qordhul Hasan dari Bank Syariah Mandiri melalui YKSU sebesar Rp 1 juta.
Dengan dana tersebut, Nur Hasanah merencanakan akan mengembangkan menua jualannya agar lebih variatif. “Ya syukur Alhamdulillah, ini seperi air di padang pasir. Insya Allah, dananya akan kami gunakan menambah menu jualan kami,’ kata Nurhasanah yang semasa muda sempat jadi penyanyi band ini. (nang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar