Jumat, 02 Januari 2009

BERHARAP PENDIDIKAN YANG MURAH


Sesuai dengan amanah UUD 1945 NKRI, pendidikan adalah hak semua warga negara, tetapi pada kenyataanya tidak semua warga mendapatkan haknya. Masalahnya adalah karena biaya pendidikan mahal. Biaya pendidikan semakin melangit, sehingga semakin banyak pula anak-anak muda negeri ini yang tidak bisa menikmati pendidikan. Meskipun pemerintah telah melakukan banyak hal untuk menekan biaya pendidikan, namun tingginya tingkat kebutuhan hidup membuat banyak biaya pendidikan yang tidak terjangkau.
Untuk mengubah tingkat ekonomi masyarakat salah satu unsur terpentingnya adalah pendidikan. Sedangkan pendidikan yang bermutu berkorelasi kuat dengan tingkat kemampuan ekonomi seseorang. Bukankah ini sebuah lingkaran penderitaan yang patuh diprihatinkan.
Namun demikian, semangat tidak selalu akur dengan kenyataan. Kelemahan ekonomi tidak mengendurkan semangat beberapa anak muda kita untuk menimba ilmu hingga setinggi bintang di langit. Adalah R.R. Melinda Masari dan Ike Nurul Jannah profil anak-anak muda negeri ini yang masih tetap berupaya untuk mendapatkan pendidikan layak ditengah lingkaran tersebut. Dua remaja ini bersekolah SMK PGRI 2 Denpasar. ”Kalau saya jurusan Administrasi perkantoran, dan Melinda Akutansi,” tutur Ike yang disambut anggukan temannya. 
Untuk tetap bisa bersekolah, bukan hal yang mudah bagi keduanya. Banyak suka duka tertoreh dalam lembaran sejarah perjalanan pendidikan mereka. 
”Waktu SMP,” ujar Melinda, ”karena tidak mampu membayar biaya sekolah saya dikeluarkan dari SMP Dharma Praja, tapi Alhamdullilah dengan segala keterbatasn saya bisa pindah ke SMP PGRI 4 Denpasar,” 
Sementara Ike bercerita bahwa untuk membayar uang pangkal sekolahnya yang sekarang, dia mendapat bantuaan dari kakaknya yang juga pinjam di bank. Dari SD, SMP hingga SMK, setiap jenjang pendidikan yang dilewatinya selalu mensyaratkan surat keterangan tidak mampu. Tetapi, semua kesulitan itu tidak mejadi hambatan keduanya untuk tetap belajar menuntut ilmu, demi kehidupan masa depan yang lebih baik. 
Selalu ada turunan di ujung tanjakan, seyakin itulah mereka berdua menjalani hari-hari. Bahwa pasti ada jalan untuk tetap bersekolah. ”Alhamdulillah mulai tahun ini saya mendapatkan beasiswa dari YKSU, sehingga kami merasa sangat terbantu,” aku Melinda dan diiyakan oleh Ikke. Harapan mereka adalah terjaganya beasiswa untuk mereka, dan terdistribusinya beasiswa ke lebih banyak lagi anak-anak seperti mereka.
Tidak bijak kiranya diakhir tulisan ini jika kita hanya mampu menyalahkan ketidakmampuan pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan murah. Hal yang terbaik tentunya dengan tetap memberikan kritik yang membangun, dibarengi dengan upaya nyata untuk membantu mereka yang masih berharap secercah harapan yang bernama pendidikan. (yon)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar